a. Orientasi kesehatan mental
§ Orientasi
Klasik
Seseorang dianggap
sehat bila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah,
cemas, rendah diri atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan
perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta mengganggu efisiensi kegiatan
sehari – hari. Orientasi ini banyak dianut di lingkungan kedokteran. (Rochman,
Kholil Lur. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto: STAIN Press)
Pada orientasi klasik
ini, kesehatan mental hanya menunjuk kepada individu yang tidak memiliki
keluhan tertentu secara mental yang dapat menimbulkan perasaan sakit bahkan
sampai kepada mengganggu segala aktivitas keseharian yang dilakukan individu
tersebut.
§ Orientasi
Penyesuain Diri
Seseorang dianggap
sehat mental bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang –
orang lain serta lingkungan sekitarnya. (Rochman, Kholil Lur. 2010. Kesehatan
Mental. Purwokerto: STAIN Press)
Pada orientasi
penyesuaian diri ini, ukuran individu yang dikategorikan sehat secara mental
apabila individu tersebut dapat menyesuaikan diri dengan segala tantangan dan
tuntutan dari lingkungan dan sekitarnya. Dari penyesuaian diri tersebut,
kemudian individu dapat mengembangkan diri yang sesuai dengan tantangan dan
tuntutan yang menghadang.
§ Orientasi
Pengembangan Potensi
Seseorang dianggap
mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan
potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain
dan dirinya sendiri. (Rochman, Kholil Lur. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto:
STAIN Press)
Pada orientasi
pengembangan potensi ini, ukuran individu yang dikategorikan sehat secara
mental, dapat mencapai proses kedewasaan dimana individu tersebut dapat
menghargai diri sendiri dan dihargai orang lain melalui pengembangan potensi,
minat dan bakat yang ada didalam dirinya.
b.
Konsep
Sehat
Setiap
manusia pasti menginginkan sehat, namun tidak semua orang mengetahui
bagamaimana gaya hidup bahkan pola hidup sehat, lalu apa Apa itu Hidup Sehat?
secara universal sehat itu adalah seseorang yang hidup dengan pola hidup dan
berasumsi makanan yang empat sehat lima sempurna.
· Konsep sehat adalah konsep yang timbul
dari diri kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan
status sehat bagi tubuh kita. Pemahaman konsep sehat ini juga bisa diartikan
sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisan antara faktor pikir (akal), jiwa
(mental/spiritual), dan raga (fisik, lahiriah).
Konsep
sehat itu sendiri yang lebih banyak ditemui konsep tentang sakit, ini membuat
pemahaman tentang sehat mengalami kerancuan dalam batasan kesehatan sebagai
pegangan suatu derajat yang harus dicapai seseorang. Ada perbedaan antara model
kesehatan Barat dan Kesehatan Timur. Model kesehatan Barat lebih memandang
kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang
sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan model kesehatan Timur lebih bersifat
holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga
berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
·
World Health Organization (WHO)
mendefinisikan sehat sebagai kondisi manusia yang tidak saja sehat secara fisik
melainkan juga sehat secara psikologis dan sosial. Selain itu, juga sehat
secara spiritual (rohani) atau agama, jadi terdapat empat dimensi sehat, yakni
bio-psiko-sosio-spiritual.
Sehat
dapat dikatakan, sutatu kondisi normal (baik) secara fisik, emosi (EQ),
intelektual (IQ), spritual (SQ) dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah bisa
didapat tentang dimensi sehat, berikut pemahamannya:
1.
Fisik
Dapat dikatakan sehat
bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit,
tidak kekurangan sesuatu apapun.
2.
Emosi
Orang yang sehat secara
emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan
mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan.
3.
Intelektual
Dikatakan sehat secara intelektual yaitu jika seseorang
memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki
nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan
4.
Spiritual
Sementara orang yang
sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan
jiwa dengan id mereka secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih
tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga
bisa berpikir rasional.
5.
Sosial
Sehat secara sosial
dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan
sekitarnya.mampu untuk bekerja sama.
c.
Sejarah
Perkembangan Kesehatan Mental
Penyakit
mental sama usianya dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, nenek
moyang homo sapiens mengalami gangguan-gangguan mental juga. Mereka dan
keturunan mereka sangat takut akan predator. Mereka menderita berbagai
kecelakaan dan demam yang merusak mental mereka, dan mereka juga merusak mental
orang-orang lain dalam perkelahian-perkelahian. Sejak itu manusia dengan rasa
putus asa selalu berusaha menjelaskan penyakit mental, mengatasinya, dan
memulihkan kesehatan mental. Mula-mula penjelasannya sederhana, ia menghubungkan
kekalutan-kekalutan mental dengan gejala-gejala alam, pengaruh buruk orang
lain, atau roh-roh jahat. Beberapa tokoh yang berpendapat mengenai kesehatan
mental:
1.
Phytagoras (orang yang pertama memberi
penjelasan alamiah terhadap penyakit
mental)
mental)
2.
Hypocrates (bahwa penyakit otak adalah
penyebab penyakit mental)
3. Plato (gangguan mental sebagian gangguan
moral, gangguan fisik atau sebagian dari dewa-dewa)
Lalu
pada zaman abad pertengahan gangguan mental pada zaman ini digunakan sebagai
perawatan dengan cara menggunakan jimat-jimat, ritual-ritual, dan juga
mantra-mantra.
Sedangkan
pada zaman ranaisans para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran, dan juga filsafat
di Negara Eropa mulai menyangkal bahwa gangguan mental adalah dunia tahayul.
Kemudian
pada era pra ilmiah ada 2 kepercayaan diri, yaitu yang pertama adalah
kepercayaan animisme, pada kepercayaan ini orang-orang Yunani kuno percaya
bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena dewa marah kepadanya
dan membawa pergi jauh jiwanya. Kepercayaan yang ke dua adalah naturalisme,
pada kepercayaan ini Hipocrates (460-367) menolakpengaruh roh, dewa, setan atau
hantu sebagai penyebab penyakit seseorang. Seorang dokter di Prancis mengunakan
filsafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental
tersebut, dan terbukti tidak sedikit dari penderita gangguan mental tidak lagi
menyakiti dirinya sendiri.
Dan
pada akhirnya di era modern, pada era ini Rush melakukan sesuatu usaha yang
sangat berguna untuk memahami seseorang yang menderita gangguan mental melalui
penulisan di artikel-artikel. Rush juga mengadakan pengobatan kepada pasien dengan
memberikan dorongan atau motivasi untuk reaksi, bekerja dan mencari
kesenangan.pada tahun 1909 munculah gerakan hygiene secara formal, dan seiring
dengan berkembangannya zaman munculah beberapa organisasi mental hygiene terus
bertambah.
Teori Kepribadian Sehat Menurut
Para Tokoh
A.
Aliran
Psikoanalisa
Disaat
membaca buku kepribadian aliran psikoanalisa langsung terlintas nama Sigmund
Freud. Iyaa, memang benar kalau psikoanalisa terkenal oleh tokoh Sigmund Freud.
Sigmund Freud lahir di Moravia, 6 Mei 1856 dan wafat di London, 23 September
1939. Beliau disebut sebagai bapak
psikoanalisa. Dalam teori psikoanalisanya Freud menjelaskan tentang struktur
kepribadian individu, kepribadian tersusuan dari 3 sistem pokok, yaitu:
a.)
Id
Id
merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id merupakan rahim tempat ego
dan superego berkembang. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis ada
sejak lahir dan merupakan reservoir energi psikis. Id berhubungan erat dengan
proses-proses jasmaniah dari mana id mendapatkan energinya. Id memiliki dua
proses yaitu tindakan refleks dan proses primer. Tindakan refleks adalah
reaksi-reaksi otomatik seperti bersin dan berkedip. Sedangkan proses primer
yang menghentikan tegangan dengan membentuk khayalan tentang objek yang dapat
menghilangkan tegangan tersebut. Contoh menyediakan khayalan makanan kepada
orang yang lapar.
b.)
Ego
Ego
timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang
sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego
adalah id hanya mengenal kenyataan subjektif-jiwa, sedangkan ego membedakan
antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia
luar. Ego disebut sebagai eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol pintu-pintu
ke arah tindakan , memilih segi-segi lingkungan ke mana ia akan memberikan
respon dan memutuskan insting manakah yang akan dipuaskan.
c.)
Superego
Superego
adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional
masyarakat. Superego juga mencerminkan yang ideal dan bukan yang real;
memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan. superego disebut sebagai
wasit tingkah laku yang diinternalisasikan berkembang dengan memberikan respon
terhadap hadiah-hadiah dan hukuman-hukuman yang diberikan.
Teori
analisa Freud juga menilai kepribadian pribadi motif tidak sadar pada perilaku
individu. Pada bagian ketidaksadaran inilah Freud berusaha meneliti dengan
menggunakan teknik asosiasi bebas yang menghendaki individu mengutarakan hal-hal
yang muncul dalam kesadarannya maupun hal-hal yang dapat membuat malu atau
tidak berarti. Dengan menggunakan teknik asosiasi bebas Freud mencoba membantu
pasiennya menyadari hal-hal yang tidak disadari dan cara demikian pun dapat
membantu menemukan faktor utama penentu kepribadian individu.
Menurut
Freud fase-fase perkembangan individu didorong oleh energi psikis yang disebut
libido. Libido insting kehidupan yang bersifat seksual yang ada sejak manusia
lahir. Ada 6 fase yang membagi perkembangan manusia menurut Freud:
a. Fase
oral (0-1 tahun) : Disini anak mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dengan
berorientasi pada
mulut. Kontak sosial lebih bersifat fisik seperti menyusui. Peran sosial
biasanya dipegang oleh ibu.
b. Fase
anal (1–3 tahun) : Pada fase ini kenikmatan berpusat didaerah anus, seperti
saat
buang air besar. Inilah
saat untuk mengajarkan disiplin pada anak.
c. Fase
falik (3–5 tahun) : Pusat kepuasan pada fase ini adalah alat kelamin. Anak
mulai
tertarik pada perbedaan
anatomis laki-laki dan perempuan, dan biasanya difigurkan oleh ayah dan ibu.
Pada anak laki-laki terjadi Oedipus Kompleks atau gairah seksual.
d. Peride
laten (5–12 tahun) : Meupakan masa tenang dimana anak mulaimengembangkan
kemampuan motorik dan kognitifnya. Anak mulai mencoba menekan rasa takut dan
cemas. Anak mulai mencari figur ideal saat ia dewasa, homoseksual alami mulai
bisa terlihat pada masa ini.
e. Fase
genital ( > 12 tahun ) : Tahap kematangan pada alat reproduksi, pusat
kepuasaan berada di daerah kelamin. Disini libido mulai diarahkan untuk
hubungan heteroseksual. Dan mulai merasakan cinta kepada lawan jenis
B.
Aliran
Humanistik
Abraham
Maslow dilahirkan 1 April 1908 di Brooklyn, New York, dan wafat pada 8 juni 1970
dalam usia 62 tahun di California. Maslow dibesarkan dalam keluarga yahudi dan
merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Masa muda Maslow berjalan dengan
tidak menyenangkan karena hubungan yang buruk dengan kedua orang tuanya. Semasa
anak-anak dan remaja Maslow merasa dirinya amat menderita dengan perlakuan
orangtuanya, terutama ibunya.
Keluarga
Maslow amat berharap ia dapat meraih sukses melalui dunia pendidikan. Untuk
menyenangkan kemauan ayahnya, Maslow sempat belajar di bidang hukum tapi gagal.
Ia akhirnya mengambil bidang studi psikologi di University of Wisconsin, dan
memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934.
Abraham
Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Humanistik adalah
aliran dalam psikologi yang bermulai di Amerika serikat pada tahun 1950 dan
terus berkembang. Menurut psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif,
yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian
yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1. Menjalani
hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi
sepenuhnya.
2. Mencoba
hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak
berbahaya.
3. Lebih
memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara
tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4. Jujur
; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5. Siap
menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar
orang.
6. Memikul tanggung jawab.
7. Bekerja keras untuk apa saja yang ingin
dilakukan.
8.
Mencoba mengidentifikasi pertahanan
diri dan memiliki keberanian untuk
menghentikannya.
Teorinya
yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of
Needs (Hirarki Kebutuhan) yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Menurut Maslow, manusia termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis)
sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan
fisiologis (the physiological needs)
adalah kebutuhan yang jelas terhadap
makanan, air, udara,
tidur, dan seks. Pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk
kelangsungan hidup.
2. Kebutuhan
akan rasa aman (the safety needs)
adalah kebutuhan yang mencakup
kebutuhan untuk
dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik.
3. Kebutuhan
untuk dicintai dan memiliki (the loved
and belongingness needs) adalah
kebutuhan setiap orang
untuk menjadi anggota kelompok sosial, ingin mempunyai teman, dan kekasih.
4. Kebutuhan
untuk dihargai (the self-esteem needs)
dibagi menjadi dua yaitu; internal
dan eksternal. Faktor
internal seperti harga diri, kepercayaan diri, otonomi dan kompetensi. Faktor
eksternal seperti kebutuhan untuk dikenali, diakui dan status.
5. Kebutuhan
untuk aktualisasi diri (the
self-actualization needs) adalah kebutuhan untuk
melalukan pekerjaan
sesuai dengan kemampuan yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan untuk dapat
merealisasikan potensinya secara penuh.
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dikatakan berhirarki karena
kebutuhan yang lebih tinggi menuntut dipenuhi apabila kebutuhan yang tingkatnya
lebih rendah sudah terpenuhi.
A.
Pendapat
Erich Fromm
Erich
fromm lahir 23 maret 1900 di Frankfurt, Jerman dan wafat pada 18 maret 1980
usia 79 tahun di Switzerland. Menurut Erich Fromm, manusia adalah makhluk
sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat
berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat
penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang
merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat. Masyarakat yang
menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan
sosialnya sangat manusiawi.
Menurut
Fromm, ada lima watak sosial di dalam masyarakat yaitu:
1)
Penerimaan (receptive)
2)
Penimbunan (hoarding)
3)
Penjualan/pemasaran (marketing)
4)
Penghisapan/pemerasan (exploitative)
5)
Produktif (productive)
Dari
kelima watak sosial ini yang benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak
produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat
membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat
yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1)
Cinta persaudaraan
2)
Cinta keibuan
3)
Cinta erotik
4)
Cinta diri
5)
Cinta ilahi
Menurut
Fromm, cinta sangat penting untuk membangun dunia yang lebih baik sebab yang
dicari setiap orang di dalam masyarakat bukan penderitaan.
Jadi
menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam
masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi,
diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau
menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah
keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa
kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and
using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.) mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
b.) mampu
mencintai dan dicintai,
c.) mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
d.) mampu
hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
e.) mampu
menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
f.) memiliki
watak sosial yang produktif
Apa Penyesuaian Diri
itu?
Penyesuaian diri
merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu
agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut
dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat
hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
Dalam kehidupan
sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi
terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai
kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri,
baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada
umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan
depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan
kondisi yang penuh tekanan.
Penyesuaian dapat
diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :
Ø Penyesuaian
berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan
jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan
tuntutan sosial.
Ø Penyesuaian
dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu
dengan standar atau prinsip.
Ø Penyesuaian
dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana
dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi
segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu
memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekkuatt/
memnuhi syarat.
Ø Penyesuaian
dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional
maksudnya ialah secara positifn memiliki respon emosional yang tepat pada
setiap situasi.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa, penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada
diri sendiri dan pada lingkungan.
Referensi:
Basuki,
A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum.
Jakarta : Universitas Gunadarma.
Supratiknya,
A. (1978). Psikologi Kepribadian.
Yogyakarta : Kanisius.
Riyanti,
Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Psikologi
Umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Munandar,
Sunyoto Ashar. (2001). Psikologi Industri
dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Id.m.wikipedia.org/wiki/Abraham_maslow
http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-penyesuaian-diri.html
books.google.co.id/books?id=x02WtN7qAEMC&pg=PA103&lpg=PA103&dq=5+watak+sosial+menurut+fromm&source=bl&ots=3r0P04QNNr&sig=Gl32mRNmNeF7GOqioIX6sluAjyo&
http://www.gunadarma.ac.id
http://www.gunadarma.ac.id